Belajar dan Pembelajaran
FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN
PENDIDIKAN
PRODI BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA
SURABAYA
2011
Gaya Belajar Siswa
Setiap manusia
yang lahir ke dunia ini selalu berbeda satu sama lain. bentuk fisik, tingkah
laku, sifat, maupun berbagai kebiasaan lainnya. Tidak ada satupun manusia yang
memiliki bentuk fisik, sifat dan tingkah laku yang sama dengan manusia yang
lainnya.
setiap manusia
memiliki cara menyerap dan mengolah informasi yang diterimanya dengan cara yang
berbeda satu sama lainnya, ini sangat tergantung pada gaya belajarnya. Karena
gaya belajar setiap orang tidaklah sama, hal ini sangat tergantung pada faktor
yang mempengaruhi individu itu sendiri baik secara internal maupun eksternal.
Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan sesuatu yang sangat
penting dan sangat menentukan bagi siapapun dalam melaksanakan tugas belajarnya
baik di rumah, di masyarakat, terutama di sekolah. Siapapun dapat belajar
dengan lebih mudah, ketika ia menemukan gaya belajar yang cocok dengan dirinya
sendiri. Sebagai seorang guru, kita harus dapat memahami masing-masing gaya
belajar siswa kita, agar gaya mengajar kita betul-betul serasi. Tidak jarang
kegagalan siswa di sekolah bukan karena kebodohannya, bisa jadi dikarenakan
ketidak serasian gaya belajar guru dan siswanya.
Jika guru menyadari bahwa setiap siswa memiliki
cara yang berbeda dalam menyerap dan mempelajari informasi. Tentu guru akan
mengajar dengan berbagai cara yang berbeda atau mengajar dengan cara-cara yang
lain dari metode mengajar yang standar. Dengan gaya mengajar yang berbeda-beda
tentu sangat membantu bagi siswa dalam memahami informasi atau materi pelajaran
yang disampaikan.
Sesungguhnya
gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian
mengatur serta mengolah informasi. Kebanyakan kita belajar dengan banyak gaya,
namun biasanya kita lebih menyukai satu cara dari pada berbagai cara yang ada.
Dalam teori perkembangan konvergensi dari William Stern dijelaskan bahwa perkembangan pribadi manusia itu dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal bawaan (herediter) dan faktor eksternal (lingkungan) dimana individu itu berada.
Dalam teori perkembangan konvergensi dari William Stern dijelaskan bahwa perkembangan pribadi manusia itu dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal bawaan (herediter) dan faktor eksternal (lingkungan) dimana individu itu berada.
Kedua faktor
ini satu sama lainnya saling mempengaruhi terhadap pembentukan kepribadian.
Rita Dunn,
seorang pelopor gaya belajar banyak menemukan variabel yang mempengaruhi cara
belajar seseorang yaitu: mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis
dan lingkungan. Misalnya: ada sebagian orang dapat belajar dengan baik jika
cahaya terang, sedang sebagian yang lain dengan cahaya suram.
Dan ada yang
senang bila belajar secara berkelompok, sedang yang lain senang memilih figur
otoriter, seperti orangtua, atau guru, dan yang lain lagi senang dan lebih
efektif bila belajar secara sendiri. Juga ada yang belajar dengan mendengar
musik sebagai latar belakang, sedang yang lain tidak dapat konsentrasi, kecuali
dalam suasana sepi. Bahkan ada yang belajar dengan lingkungan yang teratur dan
rapi, tetapi lebih suka menggelar segala sesuatunya agar semua terlihat (Bobbi
Deporter, 2004).
Macam-macam Gaya Belajar
Michael Grinder, pengarang Righting Education
Conveyor Belt, mencatat ada tiga modalitas belajar yaitu Visual, Auditorial dan
Kinestik. Modalitas belajar visual yaitu belajar dengan cara melihat
(menggunakan mata), modalitas belajar auditorial yaitu belajar dengan cara
mendengar (menggunkan telinga), sedangkan modalitas kinestik yaitu belajar dengan
cara bergerak, bekerja dan menyentuh (menggunakan tangan).
Untuk dapat mengenali dengan baik, berikut ini
diuraikan ciri-ciri perilaku yang cocok dengan modalitas belajar seseorang:
1.
Anak Visual
a. Rapi dan teratur
b. Berbicara dengan cepat
c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
d. Teliti terhadap hal-hal yang detail
e. Mementingkan penampilan baik dalam hal pakaian atau presentasi
f. Mengeja dengan baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
g. Mengingat apa yang dilihat, dari pada yang didengar
h. Mengingat dengan asosiasi visual
i. Biasanya tidak terganggu oleh keributan
j. Membaca cepat dan tekun
k. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelpon dan dalam rapat
a. Rapi dan teratur
b. Berbicara dengan cepat
c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
d. Teliti terhadap hal-hal yang detail
e. Mementingkan penampilan baik dalam hal pakaian atau presentasi
f. Mengeja dengan baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
g. Mengingat apa yang dilihat, dari pada yang didengar
h. Mengingat dengan asosiasi visual
i. Biasanya tidak terganggu oleh keributan
j. Membaca cepat dan tekun
k. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelpon dan dalam rapat
2.
Anak Auditorial
a. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
b. Mudah terganggu dengan keributan
c. Menggerakan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
d. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
e. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada atau irama
f. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
g. Berbicara dalam irama yang terpola
h. Biasanya berbicara fasih
i. Lebih suka musik dari seni
j. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat
k. Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik
a. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
b. Mudah terganggu dengan keributan
c. Menggerakan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
d. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
e. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada atau irama
f. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
g. Berbicara dalam irama yang terpola
h. Biasanya berbicara fasih
i. Lebih suka musik dari seni
j. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat
k. Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik
3.
Anak Kinestik
a. Berbicara dengan perlahan
b. Menanggapi perhatian fisik
c. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
d. Berdiri dekat, ketika berbicara dengan orang
e. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
f. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
g. Belajar melalui manipulasi dan praktik
h. Menghafal dengan berjalan
i. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
j. Banyak menggunakan isyarat tubuh
k. Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama
a. Berbicara dengan perlahan
b. Menanggapi perhatian fisik
c. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
d. Berdiri dekat, ketika berbicara dengan orang
e. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
f. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
g. Belajar melalui manipulasi dan praktik
h. Menghafal dengan berjalan
i. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
j. Banyak menggunakan isyarat tubuh
k. Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama
Klasifikasi
Gaya Belajar
Secara sederhana, gaya belajar siswa atau student learning
style dapat diartikan
sebagai karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku psikologis seorang siswa
tentang bagaimana dia memahami sesuatu, berinteraksi dan merespons lingkungan
belajarnya, yang bersifat unik dan relatif stabil.
Dalam berbagai literatur tentang belajar dan
pembelajaran, kita akan menjumpai sejumlah konsep tentang gaya belajar siswa,
dan salah satunya adalah gaya belajar sebagaimana dikemukakan oleh David Kolb,
salah seorang ahli pendidikan dari Amerika Serikat, yang mempopulerkan teori
belajar “Experiential Learning”
.
1.
Concrete Experience (CE). Siswa
belajar melalui perasaan (feeling), dengan menekankan segi-segi
pengalaman kongkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama dan
sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Siswa melibatkan diri
sepenuhnya melalui pengalaman baru, siswa cenderung lebih terbuka
dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.
2.
Abstract Conceptualization (AC). Siswa
belajar melalui pemikiran (thinking) dan lebih terfokus pada analisis
logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari
situasi atau perkara yang dihadapi. Siswa menciptakan konsep-konsep yang
mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat, dengan mengandalkan
pada perencanaan yang sistematis.
3.
Reflective Observation (RO). Siswa belajar
melalui pengamatan (watching), penekanannya mengamati sebelum menilai,
menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari
hal-hal yang diamati. Siswa akan menggunakan pikiran dan perasaannya untuk
membentuk opini/pendapat, siswa mengobservasi dan merefleksi
pengalamannya dari berbagai segi.
4.
Active Experimentation (AE). Siswa belajar
melalui tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan
melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat
perbuatannya. Siswa akan menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan
pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya. Siswa menggunakan
teori untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
Daftar Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar